Rabu, 09 Desember 2015

Seminar Nasional Membangun Budaya Digital di Perguruan Tinggi


Jumat, 4 Desember 2015 09:25:57 WIB Dilihat : 711 kali
Delhi- Salah satu aspek yang diukur dalam World Class University adalah seberapa banyak tulisan para akademisi dan peneliti di sebuah kampus dikenal, diindeks dan dikutip dalam tulisan-tulisan bertaraf international. Collnet Meeting ke-16 menggelar 11 th International Conference on Webometrics, Informetrics and Scientometrics (WIS) di Institute of Economic Growth – University of Delhi, India.
Para akademisi, pustakawan dan peneliti dari 26 negara (diantaranya Amerika Serikat, Jerman, Polandia, Rusia, Perancis, Iran, Indonesia, Australia, Srilangka, Jepang, Firlandia, Belanda, Kanada, Korea Selatan dan India) hadir mendiskusikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perkembangan di bidang Webometrics, Informetrics, Scientometrics dan Sosial Media.
Labibah Zain, Dosen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi pembicara tamu dalam acara tersebut. Dalam presentasinya yang dimoderatori oleh Dr Debal C Kar, Presiden Asosiasi Profesi Pustakawan (ASLP) Labibah mengatakan bahwa Sosial media sesungguhnya bisa dijadikan ajang untuk berbagi hasil penelitian. Lebih lanjut, Labibah mengatakan bahwa disamping berbagi pengetahuan tentang hasil riset, beberapa pustakawan di Indonesia menggunakan sosial media untuk membangun branding profesi pustakawan, mengadvokasi profesi dan juga untuk berkomunikasi dengan pengguna dan masyarakat luas.
Disamping menjadi pembicara tamu, Labibah juga diminta utuk menjadi chairperson dalam sesi Quantitative Analysis of S&T Innovations. Collnet meeting and conferences 2015 yang dilaksanakan pada tanggal 26-29 Nopember 2015 merupakan konferensi yang menarik; para peserta menanggapi setiap paparan hasil riset dengan penuh antusias dan metodologi didiskusikan dengan terbuka.
Beberapa temuan dan rekomendasi dari Collnet 2015 adalah:
1. China banyak disebut mengalami kemajuan yang pesat karena paper paper mereka visible di dunia internasional 2. Collaborative Research sangat membantu agar penelitian seseorang/lembaga dikenal dan dikutip banyak orang 3. Pustakawan harus lebih selektif dalam memilih indeks rangking research university yang sesuai dengan visi misi lembaganya. Karena indeks yang dianggap bagus oleh negara tertentu belum tentu dianggap bagus bagi negara lain. Bias bisa jadi ada dimana mana
4. Pustakawan harus lebih proaktif dalam memberikan training tentang information retrieval tools, strategy and resources kepada para akademisi sehingga para akademisi dan peneliti bisa mengakses sumber informasi yang lebih luas. Beberapa peneliti di beberapa negara masih ada yang belum menyadari perkembangan di dunia informasi 5. Sosial media memegang peranan penting dalam menyebarkan hasil riset.
6. Penelitian tentang informetrics di bidang humanity dan social sciences perlu mendapat perhatian karena dalam Collnet 2015 ini bidang Science masih mendominasi.
Disamping diskusi, para peserta juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam “Cultural Programs” yang diadakan panitia dan juga mengunjungi Tajmahal di Agra, India. Konferensi ditutup dengan laporan panitia dan juga jabat tangan dari tuan rumah Dr. P K Jain ( India) kepada calon tuan rumah Collnet 2016, Prof. Dr Jean-Charles Lamirel (Perancis).(Lb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar