Sabtu, 19 Desember 2015

MAKALAH BISNIS "Mengembangkan dan Menetapkan Harga Produk"

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi, maka dunia usaha pun mengalami perkembangan yang pesat dengan munculnya berbagai perusahaan yang berusahan menciptakan produk dan jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan pesat dalam dunia usaha juga memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat, kesejahteraan yang meningkat ini akan meningkatkan pula daya beli masyarakat atau konsumen. Tetapi dari sisi lain, perkembangan itu menyebabkan timbunya persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Perusahaan yang pada mulanya memiliki pangsa pasar yang besar, serta daerah pemasaran yang luas kini dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif serta tanggap mengantisipasi pasar yang akan mereka masuki baik pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, salah satu persoalan yang cukup penting adalah aspek pemasaran,yaitu bagaimana supaya barang atau jasa dapat terjual dan memberikan epuasan kepada konsumen.
Setiap perusahaan akan menganut sistem pemasaran yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan besar kecilnya perusahaan tersebut. Efektifitas promosi sangat tergantung dari pemilihan bentuk promosi yang diperlukan terhadap produk yang dipasarkan. Suatu jenis produk tertentu memerlukan bentuk promosi tertentupula dan jenis promosi yang lain harus dipergunakan untuk promosi yang lain pula.oleh karena itu, harus dicari suatu bentuk promosi yang sesuai dengan kondisi suatu produk yang dipromosikan. Dengan promosi pemasaran tersebut, diharapkan produk yang dihasilkan akan dikenal oleh masyarakat luas dan membangun merk yang kuat serta dapat menarik minat beli konsumen sehingga tercapai tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan volume penjualan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah semua produk harus dikembangkan?
2.      Apa idikator suatu produk telah berkembang?
3.      Bagaimana cara mengembangkan suatu produk?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan definisi produk sebagai suatu paket nilai.
2.      Menggambarkan proses pengembangan produk baru dan menelusuri tahap-tahap siklus hidup produk.
3.      Menjelaskan pentingnya pemberian merk, pengemasan, dan pelabelan
4.      Mengidentifikasi berbagai tujuan penetapan harga.
5.      Membahas taktik dan strategi penetapan harga.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PRODUK
Produk dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaantkan, dikonsumsi atau dinikmati). Hiburan, obyek wisata, perlengkapan pesta, pelayanan hotel, konsultasi hukum, jasa akuntan, mobil, semuanya dapat dikatakan sebagai produk. Kini, pelanggan menganggap produk sebagai kumpulan atribut yang oleh pemasar disebut paket nilai (value package). Pembeli semakin berharap untuk menerima produk dengan nilai yang lebih besar, lebih banyak manfaat tetapi dengan biaya yang masuk akal.
Dewasa ini semakin banyak perusahaan bersaing dalam hal peningkatan paket nilai. Mereka menyadari bahwa tambahan layanan baru yang sederhana sering menyenangkan pelanggan jauh melebihi penyediaan layanan tersebut. Hanya membuat transaksi pembelian menjadi lebih nyaman misalnya, sudah menambah nilai dengan cara berupa pelanggan yang terhindar dari daftar tunggu yang panjang dan administrasi yang tidak praktis.

B.     KLASIFIKASI PRODUK
1.      Produk Konsumen
Produk konsumen ialah produk yang dibuat untuk keperluan rumah tangga kosumen. Produk konsumen umumnya dibagi menjadi tiga kategori yang mencerminkan perilaku pembeli.
a.       Barang kebutuhan sehari-hari (convinience goods), seperti susu dan koran. Serta jasa kebutuhan sehari-hari (convinience service) seperti yang ditawarkan oleh restoran makanan cepat saji. Mereka relatif tidak mahal dan biasa dibeli dengan menghabiskan sedikit waktu dan usaha.
b.      Barang belanja (shooping goods), seperti stereo dan ban mobil, dan jasa belanja (shopping service),seperti asuransi (lebih mahal dan lebih jarang dibeli dibandingkan produk konsumsi harian). Konsumen sering kali membandingkan merek-merek, terutama pada toko-toko yang berbeda. Mereka juga dapat mengevaluasi alternatif dalam hal gaya, kinerja, warna, harga, dan kriteria lainnya.
c.       Barang kebutuhan khusus (specialty goods), seperti gaun pengantin, dan jasa kebutuhan khusus (specialty service), seperti katering untuk resepsi pernikahan merupakan barang yang sangat penting dan mahal harganya. Konsumen biasanya dengan tepat memutuskan apa yang mereka inginkan dan tidak akan menerima pengganti. Mereka juga sering berjalan dari toko ke toko lain, kadang-kadang mengeluarkan banyak uang dan waktu untuk mendapatkan produk yang khusus.

2.      Produk Industri
Produk industri adalah barang yang dimaksudkan terutama untuk membuat produk lain atau untuk penyediaan jasa dalam perusahaan. Produk industri diklasifikasikan dalam lima kategori, yaitu:
a.       Bahan Mentah
Bahan mentah adalah barang yang akan menjadi bagian dari suatu produk, berupa sumber daya alam seperti bahan tambang, hasil hutan, produk pertanian seperti sayur dan buah-buahan, hasil peternakan seperti telur dan susu mentah. Persediaan bahan mentah terbatas dan jumlahnya tidak dapat ditingakatkan secara signifikan. Pada umumnya pemasaran bahan mentah dilakukan oleh produsen besar tertentu. Oleh karena itu bahan mentah harus diklasifikasikan dengan standarisasi yang cermat.
b.      Bahan Manufaktur dan Bagiannya
Bahan manufaktur dan bagiannya merupakan produk industri yang menjadi bagian dari produk jadi. Berbeda degan bahan mentah, bahan ini telah diproses dalam kondis tertentu. Bahan manufaktur akan diproses lebuh lanjut. Misalnya besi tuang untuk dijadikan batangan baja, dan tepung yang diolah menjadi roti.
c.       Instalasi
Instalasi adalah produk perusahaan yang dibuattahan lama, berharga mahal, merupakan saran utma bagi perusahaan pengguna. Misalnya bangunan pabrik, mesin diesel untuk kereta api, bus untuk perusahaan transportasi, dan pesawat terbang untuk perusahaan penerbangan komersial. Ciri yang berpengaruh pada instalasi ialah pengaruh langsung pada skala operasi perusahaan.
d.      Perlengkapan Operasi
Perlengkapan operasi digunakan dalam operasi produksi sebuah perusahaan, namun tidak berpengaruh secara signifikan pada skala operasi. Perlengkapan operasi tidak menjadai bagian nyata dari produk jadi. Umur perlengkapan operasi lebih pendek daripada instalasi, dan lebih tahan lama daripada alat bantu. Misalnya mesin hitung di toko eceran, mesin tulis dan forklift.
e.       Alat Bantu
Alat bantu tergolong convinience product pada sektor perusahaan. Alat bantu berumur pendek berupa produk bergharga murah dan dapat diperoleh dengan mudah.barang ini digunakan dalam operasiperusahaan tetapi tidak menjadi bagian dari produk jadi. Misalnya, minyak pelumas, alat tulis, dan perlengkapan kamar mandi.

C.    PENGEMBANGAN PRODUK-PRODUK BARU
Untuk mengembangkan atau menganekaragamkan lini produk, yaitu sekelompok produk serupa yang ditujukan untuk sekelompok pembeli yang serupa yang akan menggunakan produk itu dengan cara yang serupa, maka untuk dapat bertahan perusahaan harus mengembangkan dan memperkenalkan serangkaian produk baru. Dihadapkan pada persaingan dan pergeseran pilihan konsumen, tidak ada perusahaan yang dapat bergantung selamanya hanya pada satu produk tunggal saja. Bahkan produk-produk yang telah populer selama beberapa dasawarsa selalu memerlukan pembaruan.
1.      Proses Pengembangan Produk Baru
Dalam kurun waktu lima tahun ini, permintaan akan bahan makanan dan minuman telah meningkat lebih dari 6 persen per tahun, dan akan mencapai $5 miliar setiap tahunnya. Rasa dan penambah rasa adalah bagian terbesar dari pertumbuhan tersebut, terutama pemanis buatan. Akan tetapi, perusahaan yang mengmbangkan dan menjual produk ini mengalami masalah besar. Perlu biaya antara $30 juta hingga $50 juta serta perlu waktu sekitar 8-10 tahun untuk mendapatkan produk baru melalui proses yag disetujui oleh Food and Grug Administration (FDA). Pengujian,baik untuk mendapatkan persetujuan FDA maupun untuk pemasaran dapat menjadi tahap pengembangan yag paling memakan waktu lama.
Pengembangan produk merupakan proses yang panjang. Banyak perusahaan mempunyai departemenriset dan pengembangan (litbang) untuk mencari peluang produk-produk baru. Mengapa mereka mengorbankan begitu banyak sumber daya untuk memikirkan berbagai peluang produk, menolak banyak gagasan yang tampaknya gemilang? Pertama, kita lihat bahwa tingginya tingkat mortalitas produk bagi gagasan baru berarti bahwa hanya sedikti produk baru yang akhirnya dapat mencapai pasar. Kedua, bagi banyak perusahaan, mempercepat masuknya produk ke pasar sama pentingnya dengan kepedulian atas pengembangannya.

2.      Tujuh Tahap Proses Pengembangan
Untuk meningkatkan peluang mereka dalam mengembangkan produk yang sukses, banyak perusahaan menerapkan beberapa variasi dari tujuh proses tahap dasar. (proses ini tidak seluruhnya sama untuk produsen banrang dan jasa).
a.       Gagasan Produk. Pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan bagi produk-produk baru. Gagasan produk dapat datang dari konsumen, tim penjualan, bagian penelitian dan pengembangan (litbang), atau pegawai teknik.
b.      Penyaringan. Tahap ini dirancang untuk meghilangkan suluruh gagasan produk yang tidak berhubungan dengan kemampuan atau tujuan perusahaan. Para perwakilan dari pemasaran, teknisi, dan produksi harus memberikan input pada tahap ini.
c.       Pengujian Konsep. Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar untuk mendapatkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga.
d.      Analisis Bisnis. Setelah mengumpulkan opini konsumen, para pemasar harus melakukan perbandingan biaya produksi dan manfaat untuk melihat apakah produk tersebut memnuhi profitabilitas minimum.
e.       Pengembangan prototipe. Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal, yang sering kali memerlukan peralatan dan pengembangan komponen yang ekstensif.
f.       Pengujian Produk dan Uji Pemasaran. Perusahaan dapat menguji produk untuk melihat apakah produknya memenuhi persyaratan kinerja. Jika ya, maka produknya akan dijual pada daerah yang terbatas. Karena kampanye promosi dan saluran distribusu harus ditetapkan untuk uji pasar, tahap ini menjadi cukup mahal.
g.      Komersialisasi. Dengan komersialisasi yang bertahap, yang brtujuan memberikan produk tersebut ke daerah yang semakin luas, mencegah ketegangan yang semestinya tidak perlu terjadi pada kemampuan produksi awal. Sebaliknya, keterlambatan dalam komersialisasi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan lain untuk mengeluarkan produk saingan.

3.      Variasi dalam Proses Jasa
Penembangan jasa melibatkan banyak tahap yang serupa. Pada dasarnya tahap 2,3,4,6, dan 7 sama. Akan tetapi, terdapat beberpa perbedaa penting dalam tahap 1 dan 5.
a.       Gagasan jasa. Pencarian gagasan jasa mencakup tugas yang disebut pendefinisian paket jasa (service package) yaitu ciri khas berwujud atau tidak berwujud yang mencirikan produk jasa, dan menetapkan spesifikasi jasa.
b.      Rancangan Proses Jasa. Suatu jasa membutuhkan rancangan proses jasa, yaitu meliputi tiga bagian (seleksi proses, persyaratan pekerja, dan persyaratan fasilitas) yang dibutuhkan dalam mengembangkan produk jasa.

4.      Daur Hidup Produk
Produk seperti halnya mausia, memiliki daur hidup. Konsep daur hudup produk (DHP) menerangkan serangkaian tahapan-tahapan yang dilalui oleh suatu produk baru selama menghasilkan laba. Tahap-tahap dalam daur hidup produk yaitu:
a.       Pengembangan Produk
Dimulai ketika perusahaan mendapatkan dan mengembangkan ide produk baru. Selama pengembangan produk baru belum ada penjualan dan biaya investasi meningkat.
b.      Pengenalan
Bermula pada saat produk baru diperkenalkan. Untuk mengenalkan produk memerlukan waktu sehingga pertumbuhan dalam penjualan berjalan lambat. Pada tahap ini perusahaan tidak mendapat laba karena biaya pengenalan produk yang tinggi.
c.       Pertumbuhan
Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen, penjualan mulai menanjak cepat. Selama tahap ini, produk mulai menghasilkan laba. Perusahaan lain dalam industri akan bergerak cepat unutk memperkenalkan produk versi mereka.
d.      Kematangan
Pada tahap ini, masa percepata penjualan menurun karena produk telah mencapai pembeli yang paling potensial. Tingkat laba berhenti atau mengalami penurunan karena peningkatan biaya pemasaran untuk mempertahankan produk dalam menghadapi persaingan.
e.       Penurunan
Pada tahap ini, penjualan dan laba terus jatuh. Produk-produk baru dalam tahap perkenalan mengambil alih penjualan. Perusahaan membuang atu mengurangi dukungan promosi (iklan dan staf penjualan) tetapi tetap membiarkan produk tersebut beredar untuk memberikan laba tambahan.

Perusahaan tentu berharap dapat terus mempertahankan posisi produk dalam tahap dewasa selama mungkin, banyak perusahaan memperpanjang daur hidup produk melalui berbagai macam cara yang kreatif. Pasar luar negei misalnya, memberikan tiga pendekatan utnuk memperpanjang daur hidup produk, yaitu:
a.       Dalam perluasan produk (product extension), produk yang telah ada dipasarkan secara global dalam bentuk yang sama, tanpa adanya modifikasi.
b.      Melalui adaptasi produk (product adaptasion), produk dasar dimodifikasi agar memiliki daya tarik yang lebih besar di negara lain.
c.       Pengenalan ulang (reintroduction) berarti membangkitkan kembali, ke pasar-pasar baru, produk-produk yang telah menjadi usang dalam pasar yang lama.
Dengan demikian, awal penurunan penjualan pada tahap dewasa tidak selalu merupakan waktu untuk mulai mengabaikan produk. Sebaliknya, hal tersebut sering kali merupakan waktu yang tepat untuk mengganti pendekatan pemasaran lama dengan pendekatan baru.

D.    IDENTIFIKASI PRODUK
1.    Pemberian Merek Produk
Pemberian merek (branding) merupakan proses menggunakan simbol utnuk mengkomunikasikan ciri-ciri produk tertentu yang dibuat oleh produsen tertentu. Merek-merek dirancang untuk menandai kualitas yang seragam. Konsumen yang mencoba dan menyukai produk dapat kembali ke produk tersebtu hanya dengan mengingat namanya saja.
a.       Menambah Nilai melalui Kualitas Merek
Banyak prusahaan yang dulu mengukur aset dari segi uang tunai, bangunan, peralatan, dan persediaan sekarang menyadari bahwa merek yang kuat itu merupakan aset yang sama pentingnya. Merek yang dikenal dan dikagumi secara luas itu bernilai karena kekuatannya untuk menarik pelanggan. Perusahaan yang memiliki ekualitas merek yang tinggi memiliki kesadaran dan kesetiaan merek yang lebih besar pada pihak konsumen dan pangsa pasar yang lebih besar dibanding merek-merek yang bersaing (dan dianggap memiliki mutu yang lebih tinggi). Karena merek itu menambah nilai ke produk, pemasar mengelola merek untuk meningkatkan nilainya. Dengan kata lain, mereka membangun ekuitas dalam sebuah merek dengan mempertahankan atau meningkatkan kesadaran merek, yaitu nama merek yang pertama muncul dipikiran ketika anda memikirkan satu kategori produk tertetntu dan persepsi atas mutu dengan cara yang sama seperti bila anda membangun ekuitas kepemilikan dirumah anda dengan mempertahankan atau meningkatkan kondisi dan ciri khasnya.

b.      Pemberian Nama e-Business
Perlu waktu yang lama untuk memperoleh pengakuan merek secara nasional atau global. Perjuangan yang mahal dan terkadang ketet untuk memperoleh pengakuan merek barangkali lebih jelas terlihat dalam pertempuran merek diantara perusahaan dot.com. secara keseluruhan, merek-merek terkemuka internet seperti Google, America Online, Yahoo!, dan Amazon.com meneluarkan miliaran dolar setahun walaupun mereka baru menmbus peringkat 60 merek terkemuka di dunia. Lagipula, biaya promosi penetapan merek menghantam semua dot.com sekaligus ketika mereka mencoba bertahan dalam industri yang hampir runtuh ini.



c.       Jenis-jenis Nama Merek
Sebenarnya setiap produk memiliki nama merek. Umumnya beragam nama dan jenis merek nasional, lisensi, dan pribadi meningkatkan kepedulian pembeli terhadap sifat dan kualitas produk yang harus bersaing dengan sejumlah produk lainnya. Sewaktu konsumen puas dengan kualitas produktertentu, orang-orang pemasaran berusaha mendapatkan kesetiaan terhadap merek (brand royalty) dari pangsa pembeli berulang yang besar.
1)       Merek Nasional, yaitu produk bermerek yang diproduksi oleh produsen, didistribusikan secara luas oleh produsen, dan membawa nama produsen. Merek-merek ini sering kali dikenal luas oleh konsumen karena kampanye iklan secara nasional dan oleh karena itu merupakan aset yang brnilai.
2)      Merek Lisensi, yaitu produk bermerek yang hak namanya telah dibeli penjual dari organisasi tertentu atau perseorangan. Pemasar menjual merek mereka karena merek menarik bagi publik, citra dan status yang pembeli harapkan melekat pada dirinya. Iklan gratis karena merek terpajang dalam kaos yang dilisensi adalah bonus tambahan.
3)      Merek Pribadi, yaitu produk bermerek yang dikomisikan oleh pedagang grosir atau pengecer kepada produsen tertentu.

d.      Pengemasan Produk
Produk-produk yang akan dijual memerlukan kemasan (packaging). Pengemasan juga berperan sebagai iklan dan toko yang dapat membuat produknya menarik, memamerkan nama mereknya dan mengidentifikasi ciri dan manfaatnya. Pengemasan juga mengurangi resiko kerusakan,  pecah, atau pembusukan serta mempersulit pencurian barang-barang berukuran kecil. Kemajuan baru-baru ini dalam penggunaan produk dan bahan yang siap untuk dikemas juga menciptakan peran tambahan bagi pengemasan.

e.       Pelabelan Produk
Setiap produk memiliki label pada kemasannya.seperti penemasan, pelabelan dapat membantu pemasaran produknya. Pertama, label mengidentifikasi produk atau merek, label juga mempromosikan merek dengan menarik perhatian konsumen. Label juga menggambarkan produk dengan memberikan informasi tenteng kandungan nutrisi, petunjuk penggunaan dan keamanan.

f.       Citra Produk yang Memenuhi Keinginan
1)      Desain dan Warna
Desain yang berbeda dapat merupakan ciri khas yang membedakannya dari produk sejenis. Bagi konsumen maupun perusahaan , desain produk memiliki arti dan harus menjadi perhatian. Menurut perkiraan, biaya desain diperhitungkan tidak lebih dari dua persen dari seluruh jumlah produksi dan pemasaran suatu produk. Desain yang difavoritkan konsumen dapat meningkatkan laba perusahaan.
Seperti halnya desain, warna produk sering kali merupakan faktor penentu alternatif pemilihan oleh konsumen, baik yang berupa pakaian, mebel, bahkan mobil. Warna dapat menjadi sangat penting bagi kemasan maupun untuk produk. Warna merah yang diterapkan pada merek Marlboro, Coca Cola, dan Nabisco, yang menjadikannya sebagai merek yang laris terjual, bukanlah merupakan suatu kebetulan. Warna merah pada setiap merek tersebut merupakan warna utama kemasan atau logo. Merah mencerminkan kehangatan, semangat, dan sensualitas.

2)      Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan unti sifat yang membentuk citra suatu barang atau jasa yang menentukan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun demikian kualitas suatu produk sebagaimana yang diungkapkan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan penilaian kualitas suatu produk. Selera pribadi tidak dapat dipisahkan dari peilaian kualitas suatu produk. Sesuatu yang disukai oleh seseorang, bagi orang lain dapat merupakan suatu yang tidak disenangi.
Disamping selera pribadi, harapan individu juga berpengaruh terhadap ketetapan tenteng kualitas. Evaluasi terhadap kualitas suatu produk ditentukan oleh pengalaman nyata dalam menggunakan suatu produk atau jasa.

E.     MENETAPKAN HARGA
1.      Strategi Penerapan Harga
Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar pada suatu barang atau produk. Harga berpengaruh terhadap posisi kompetisi perusahaan dan pangsa pasarnya. Oleh karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Harga selain merupakan jalan masuknya uang ke perusahaan, juga berhubungan dengan kualitas suatu produk. Konsumen memandang harga sebagai indkator kualitas produk, terutama jika mereka harus mengambil keputusan membeli dengan informasi yang tidak lengkap. Persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan melihat harga secara langsung brvariasi. Dengan demikian produk yang lebih mahal harganya dianggap berkualitas lebih baik. Persepsi konsumen tentang kualitas juga dipegaruhi oleh berbagai faktor, seperti reputasi toko dan periklanan.

2.       Penetapan Harga untuk Memenuhi Tujuan Bisnis
Penetapan harga adalah proses menentukan beberapa yang akan diterima perusahaan dalam penjualan produknya. Tujuan penetapan harga adalah tujuan yang diharapkan dapat diraih para produsen dalam menetapkan harga jual produknya.
a.       Tujuan Memaksimalkan Laba
Perusahaan-perusahaan mencoba menetapkan harga agar mampu menjual sejumlah unit yang akan menghasilkan laba total tertinggi yang mungkin dapat dicapai. Dalam menghitung laba, para manajer mempertimbangkan biaya produksi, tenaga kerja dan sumber daya modal terkait (pabrik dan perlengkapannya). Untuk menggunakan sumber daya ini secara efisien, banyak perusahaan menetapkan harga untuk mencapai tingkat return on sales atau investasi modal yang ditargetkan.
b.       Tujuan Pangsa Pasar
Pangsa Pasar adalah persentase dari total penjualan pasar bagi perusahaan tertentu untuk jenis produk tertentu. Bahkan bagi produk-produk yang telah mapan, pangsa pasar sebagai tujuan penetapan harga dapat menjadi lebih besar bobotnya daripada pertimbangan memaksimalkan harga.
c.        Menetapkan Harga untuk Tujuan e-Bussiness
Ketika menetapkan harga untuk penjualan Internet, para manajer harus mempertimbangkan berbagai jenis biaya dan berbagai bentuk kesadaran konsumen. Banyak e-bussiness yan telah mengurangi biaya dan harga karena uniknya kemampuan pemasaran Web. Karena Web biasanya memberikan hubungan yang lebih langsung antara produsen dan konsumen, pembeli terhindar dari biaya yang diminta oleh pedagang grosir dan eceran. Faktor lain dalam rendahnya harga di Internet adalah mudahnya melakukan pembandingan belanja: Tentu saja, belanja dengan sistem ‘tunjuk dan klik’ menjadi jauh lebih efisien daripada melihat dari satu toko ke toko lainnya dalam mencari harga terbaik. Selain itu, baik konsumen maupun pembeli bisnis dapat mendorong rendahnya harga dengan bergabung bersama-sama untuk mendapatkan daya beli yang lebih besar.

3.      Alat-alat Penetapan Harga
a.        Penetapan Harga Berorientasi Biaya
Penetapan harga berorientasi budaya (cost oriented pricing) merupakan alat penetapan harga menurut keinginan perusahaan untuk meraup laba dan kebutuhan untuk menutup biaya produksi. Dalam hal ini markup biasanya ditentukan sebagai presentase dari harga penjualan. Markup adalah jumlah yang ditambahkan ke dalam biaya barang agar dapat menjualnya dengan memperoleh laba. Jadi presentase markup dihitung sebagai berikut:
Persentase markup =  

b.      Analisis Titik Impas: Hubungan Biaya-Volume Laba
Jika menggunakan penetapan harga berorientasi biaya, perusahaan akan menutup biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang berubah sejalan dengan perubahan produk yang diproduksi atau dijual. Penetapan harga itu juga dapat menutup beberapa pengeluaran yang berupa biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang diproduksi atau dijual.
Analisis titik impas (break even analysis) adalah untuk harga jual tertentu taksiran biaya versus pendapatan pihak penjual pada berbagai volume penjualan. Analsis itu menunjukan, pada harga jual tertentu apapun, hasil keuangan (jumlah rugi dan laba) untuk masing-masing volume penjualan yang mungkin. Sedangkan titik impas (breakeven point) adalah volume penjualan di mana total pendapatan penjualan pihak penjual setara dengan total biaya (variable dan tetap) dan tetapi tanpa adanya laba maupun rugi. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Titik impas (dalam unit) =

F.      STRATEGI DAN TAKTIK PENETAPAN HARGA
1.    Strategi Penetapan Harga
Strategi penetapan harga yaitu penetapan harga sebagai kegiatan perencanaan. Karena memiliki dampak yang langsung dan jelas terlihat pada pendapatan, penetapan harga menjadi sangat penting bagi keselutuhan bauran pemasaran. Karena lebih mudah untuk mengubah harga-harga daripada mengubah produk atau jaringan distribusi.
Ø  Penetapan Harga Produk yang telah Beredar
Perusahaan memiliki tiga pilihan dalam penetapan harga produk-produkyang telah beredar, yaitu:
a.    Penetapan harga di atas harga pasar yang berlaku bagi produk-produk serupa
b.    Penetapan harga di bawah harga pasar
c.    Penetapan harga pada atau di dekat harga pasar

Ø  Penetapan Harga Produk Baru
Perusahaan yang memperkenalkan produk-produk baru sering kali harus memilih di antara dua pilihan kebijakan penetapan harga yaitu harga yang sangat tinggi atau rendah. Penetapan harga mengapung (price skimming) adalah menetapkan harga tinggi di awal untuk mendukung biaya-biaya produk baru dan menghasilkan laba. Penetapan harga mengapung hanya berfungsi apabila tenaga pemasaran dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat berbeda dari produk lain yang ada di pasaran. Sebaliknya, Penetapan harga penetrasi adalah menetapkan harga rendah di awal untuk mendukung produk baru di pasar. Penetapan harga ini berupaya menciptakan minat konsumen dan merangsang untuk mencoba membeli.

2.    Taktik Penetapan Harga
a.     Penetapan Harga Lini, yaitu menentukan sejumlah harga-harga tertentu untuk kategori-kategori produk tertentu.
b.    Penetapan Harga Psikologis, yaitu taktik penetapan harga yang mengambil mafaat dari fakta bahwa konsumen tidak selalu bersikap rasional dalam menanggapi harga yang tercantum.
c.     Penetapan harga ganjil-genap, merupakan taktik penetapan harga yang didasarkan pada pengetahuan bahwa pelanggan lebih memilih harga-harga yang tidak tercantum dalam jumlah harga yang genap.
d.   Pendiskonan, diskon merupakan pengurangan harga yang ditawarkan sebagai insentif terhadap pembelian.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Produk adalah barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk mengisi kebutuhan dan keinginan konsumen yang memberikan ciri khas yang benar dan manfaat yang tepat. Terdapat tahap-tahap siklus produk: gagasan produk, penyaringan, pengujian, analisis bisnis, pengembangan prototipe, pengujian produk dan pemasaran, komersialisasi. Dalam pengembangan jasa, ada 2 perbedaan penting dalam 7 langkah yaitu gagasan jasa dan rancangan proses jasa. Pemberian merek, pengemasan dan pelabelan akan memberikan manfaat bagi konsumen maupun produsen itu sendiri. Penetapan harga memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memaksimalkan laba, pangsa pasar. Terdapat taktik dan strategi penetapan harga baik untuk produk-produk baru maupun yang telah ada.

B. SARAN
Mengembangkan dan menetapkan harga produk ini sangat diperlukan pada setiap perusahaan dan organisasi agar semua pihak dapat merasakan keadilan dalam keuntungan yang didapatnya.





DAFTAR PUSTAKA

Griffin, Ricky dan Ronald J. Ebert. 2007. BISNIS. Jakarta: Erlangga.
Machfoedz, Mahmud. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Andi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar