B.
PEMBAHASAN
Organisasi dan Peranan Manajemen
Organisasi
adalah sekumpulan orang yang bersepakat untuk bergabung dalam suatu kelompok,
yang menetapkan tujuan-tujuan tertentu dan berupaya mencapai tujuan tersebut.[1] Pada
umumnya perusahaan merupakan satu organisasi, oleh karena operasinya dijalankan
oleh banyak orang. Di samping itu, setiap orang yang ada dalam perusahaan boleh
dianggap telah bersepakat untuk melakukan kerja-kerja tertentu untuk mewujudkan
tujuan perusahaan, yaitu berusaha memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
Para manajer
bekerja dalam organisasi. Seandainya tidak ada organisasi, maka tidak ada
kebutuhan untuk menggunakan seorang manajer. Siapakah manajer itu? Para manajer
merupakan anggota organisasi yang mengawasi dan mengarahkan pekerjaan anggota
lain. Dalam perkembangannya kemudian, manajer
diartikan sebagai seorang anggota organisasi yang memadukan dan
mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Hal ini dapat berarti tanggung jawab
langsung atas kelompok disebuah divisi perusahaan atau dapat berarti menyelia
atau mensupervisi satu orang saja.
Sebagaimana
organisasi memliki ciri-ciri bersama, demikian pula dengan manajer-manajer
tersebut. Meskipun julukan-julukan dan pekerjaan mereka bervariasi, tetapi
jabatan mereka memiliki ciri-ciri umum yang sama.
Manajemen kerap
kali diartikan sebagai kumpulan manajer-manjer atau pimpinan perusahaan dalam
suatu organisasi perusahaan. Dalam pengertian yang lebih khusus manajemen
diartikan sebagai suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasanyang dilakukan para manajer dalam sebuah organisasi,
agar tujuan yang telah ditentukan dapat diwujudkan.
Kesuksesan suatu
perusahaan akan sangat bergantung pada manajemen yang efektif. Langkah awal
dalam manajemen yang efektif adalah menetapkan sasaran (goal) yaitu tujuan yang diharapkan (dan direncanakan) untuk dicapai
suatu bisnis. Setiap bisnis memerlukan sasaran. Dengan demikian, kita mulai
dengan mendiskusikan aspek dasar penetapan sasaran organisasi atau perusahaan.
Pada sebagian besar perusahaan, program dengan cakupan luas mendasari keputusan
itu. Program tersebut disebut strategi,
yang merupakan perangkat luas rencana organisasi untuk megimplementasikan
keputusan yang diambil demi mencapai tujuan organisasi.
Jenis-jenis Strategi
1. Strategi perusahaan (corporate strategy) bertujuan untuk
menetapkan keseluruhan sikap perusahaan terhadap pertumbuhan dan cara
perusahaan mengelola bisnis atau lini produknya. Setiap perusahaan bisa
memutuskan untuk tumbuh dengan menigkatkan aktivitas atau investasinya, atau
menghemat dengan menguranginya.
2. Strategi bisnis atau
strategi persaingan, yaitu strategi pada tingkat unit bisnis atau lini produk,
yang berfokus pada posisi kompetitif perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan
telah berkomitmen memperluas tawaran produknya dan melayani pelanggan melalui
teknologi baru.
3. Strategi fungsional, yaitu
strategi yang digunakan manajer dibidang khusus untuk memutuskan cara terbaik
mencapai tujuan perusahaan melalui produktivitas.
Langkah-Langkah Dasar Perumusan Strategi
1.
Menetapkan Sasaran Bisnis
Sasaran
merupakan target kinerja alat ukur keberhasilan atau kegegalan yang diukur oleh
organisasi dan manajer mereka pada tiap tingkatan. Tujuan penetapan sasaran
yaitu organisasi berfungsi secara sistematis karena organisasi itu menetapkan
sasaran dan rencananya. Tentu saja, organisasi berfugsi seperti itu karena
melibatkan sumber dayanya pada seluruh tingkatan untuk mencapai sasarannya.
Empat maksud utama penetapan sasaran organisasi:
1) Penetapan sasaran memberikan
arah dan panduanbagi para manajer di semua tingkatan.
2) Penetapan sasaran membantu
perusahaan mengalokasikan sumber dayanya.
3) Penetapan sasaran membantu
membangun budaya perusahaan.
4) Penetapan sasaran membantu
manajer menilai kinerjanya.
Macam-macam Sasaran:
a) Sasaran jangka panjang,
yaitu sasaran yang ditetapkan untuk periode aktu yang lama, umumnya lima tahun
mndatang atau lebih.
b) Sasaran jagka menengah,
yaitu sasaran yang ditetapka selama jangka waktu satu sampai lima tahun
mendatang.
c) Sasaran jangka pendek, yaitu
sasaran yang ditetapkan untuk waktu yang dekat, biasanya kurang dari satu
tahun.
2.
Merumuskan Strategi
Perumusan
strategi merupakan penciptaan program
yang luas untuk menetapkan dan mencapai sasaran organisasi. Strategi bisnis
membuat garis besar mngenai cara bisnis mencapai tujuannya dan memuat tanggapan
organisasi terhadap tantangan dan kebutuhan baru. Karena strategi yang
dirumuskan dengan baik sanagat penting bagi keberhasilan suatu bisnis, sebagian
besar manajer puncak mencurahkan perhatian dan kreativitas pada proses itu.
Perumusan strategi melibatkan tiga tahap dasar, yaitu:
1) Menetapkan sasaran strategis
Sasaran strategis merupakan
sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan.
2) Analisis SWOT
Setelah tujuan
strategis ditetapkan, organisasi biasanya menempuh proses yang disebut analisis
SWOT ketika mereka terus merumuskan strategi mereka. Proses ini mencakup
penilaian kekuatan (Strenght) dan
kelemahan (Weakness) organisasi
serta peluang (Opportunity) dan
ancaman (Threat) ligkungan. Dalam
merumuskan strategi, mereka berupaya mengandalkan kekuatan organisasi dan
memanfaatkan peluang lingkungan. Selama proses ini, mereka bisa mencari cara
mengatasi atau meutup kelemahan organisasi dan mencegah atau menangkis ancaman
lingkungan.
Menganalisis organisasi dan lingkungannya:
Analisis organisasi, yaitu proses mnganalisis kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Faktor-faktor kekuatan meliputi surplus uang tunai, angkatan kerja
yang berdedikasi, cukup tersedianya bakat manajerial, keahlian teknis, atau
sedikitnya persaingan. Di lain pihak, kurangnya uang tunai, pabrik yang sudah
tua, serikat pekrja yang kuat, dan citra yang buruk dapat menjadi kelemahan
perusahaan.
Analisis lingkungan, yaitu proses pemindaian lingkungan bisnis terhadap
segala ancaman dan peluang. Perubahan selera konsumen dan perlaanan usaha
pencaplokan oleh perusahaan pesaing merupakan ancaman, seperti juga peraturan pemerintah
yang baru. Ancaman yang lebih penting adalahproduk dan kompetitor baru.
Sementara itu, peluang mencakup bidang-bidang yang berpotensi untuk diperluas,
dikembangkan, atau dimanfaatkan perusahaan dengan kekuatan yang ada saat ini.
3) Menyesuaikan organisasi
dengan lingkungannya
Langkah terakhir
dalam perumusan strategi adalah menyesuaikan ancaman dan peluang dari
lingkungan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Proses penyesuaian
merupakan jantung dari perumusan strategi. Lebih dari strategi-srategi apapun,
menyesuaikan perusahaan dengan lingkungannya merupakan dasar keberhasilan
perencanaan dan pelaksanaaan bisnis.
Hierarki Perencanaan
Perencanaan
dapat dilihat oada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktis, dan operasional.
Tanggung jawab manajerial ditetapkan pada masing-masing tingkat. Tingkatan itu
membentuk suatu hierarki karena pengimplementasian rencana-rencana hanya dapat
dijalankan apabila ada alur logika dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya.
Ø Rencana strategis, merupakan rencana yang mencerminkan keputusan
mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan tahap-tahap yang
dibutuhkan untuk mencapai sasaran strategis. Rencana-rencana tersebut biasanya
ditetapkan oleh manajemen puncak, tetapi kadang-kadang bergantung pada iput
pihak-pihak lain di dalam organisasi.
Ø Rencana taktis, yaitu rencana jangka pendek yang berhubungan dengan
penerapan aspek spesifik dari rencana strategis perusahaan. Rencana itu pada
umumnya melibatkan manajeman atas dan menengah.
Ø Rencana operasional, yaitu rencana yang menetapkan target jagka pendek
untuk kinerja harian, mingguan, atau bulanan.
Perencanaan Kontingensi dan Manajemen Krisis
Karena
lingkungan bisnis sering kali sukar diprediksi, dan karena kejadian yang tidak
diharpakan dapat menimbulkan masalah besar, sebagian besar manajer mengetahui
bahwa rencana yang telah disusun dengan matang sekali pun terkadang berantakan.
Karena para manajer mangetahui hal tersebut akan terjadi, mereka kadang kala
mengembangkan rencana alternatif untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan. Dua metode umum untuk mengatasi hal-hal yang tidah diketahui
dan tidak diprediksi adalah recana kontingensi dan manajemen krisis.
Rencana kontingensi adalah mengidentifikasi aspek-aspek penting bagi
bisnis atau lingkungannya yang mungkin memerlukan perubahan strategi. Rencana
ini mengenali kebutuhan untuk menemukan solusi terhadap aspek-aspek spesifik
suatu masalah.
Manajemen krisis Krisis adalah
keadaan darurat yang tidak diharapkan yang memerlukan tanggapan secepatnya.
Manajemen krisis merupakan metode organisasi dalam menghadapi keadaan darurat.
Proses Manajemen
Manajemen
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
sumber daya finansial, manusia, serta informasi suatu perusahaan untuk mencapai
sasarannya. Para manajer harus mengawasi penggunaan seluruh sumber daya itu.
Seluruh aspek pekerjaan seorang manajer saling berkaitan. Bisa jadi tiap
manajer akan dituntut untuk terjun dalam tiap aktivitas selama jagka waktu
tertentu.
Fungsi-fungsi Manajemen
1)
Perencanaan
Perencanaan
adalah proses manajemen yang menetapkan apa yang harus dilakukan organisasi dan
bagaimana sebaiknya melakukannya. Perencanaan memiliki tiga komponen. Seperti
yang telah kita bahas, hal itu dimulai sewaktu para manajer menetapkan sasaran
perusahaannya. Selanjutnya, mereka mengembangkan strategi untuk mencapai sasaran
tersebut. Setelah strategi dikembangkan, mereka merancang rencana-rencana
taktis dan operasional utuk menjalankan strateginya.
2)
Pengorganisasian
Pengorganisasian
(organizing) merupakan proses
manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam megatur sumber daya dan aktivitas
organisasi menjadi struktur yang logis.
3)
Pengarahan
Para manjer
mempunyai wewenang memberikan perintah dan meminta hasilnya. Akan tetapi,
pengarahan memerlukan aktivitas yang lebih rumit. Dalam memberikan pengarahan
(directing), seorang manajer bekerja untuk memandu dan memotivasi para karyawan
guna mencapai sasaran perusahaannya.
4)
Pengawasan
Pengawasan (controlling) merupakan proses manajemen
yang memonitor kinerja orgsanisasi untuk memastikan bahwa sasarannya dapat
tercapai. Setiap CEO harus menaruh perhatian besar pada biaya dan kinerja.
Tentu saja pengawasan yang dilakukan dengan benar, seperti pengarahan inovatif,
adalah sebab keberhasilan. Pengawasan juga dapat memperlihatkan di bidang mana
sajakierja menunjukan hasil yang lebih baik daripada yang diharapkan, dan
dengan demikian dapat dianggap sebagai basis untuk memberikan penghargaan atau
mengurangi biaya.
Tipe-tipe Manajer
1)
Berdasarkan tingkatan
manajemen
Ø Manajer Puncak adalah manajer yang bertanggung jawab kepada dewan
direksi dan pemegang saham atas keseluruhan kinerja dan efektivitas perusahaan.
Jabatan umum itu meliputi presiden, wakil
presiden, treasurer, chief excutive officer (CEO), dan chief financial officer (CFO). Manajer puncak baertanggung jawab
atas keseluruhan kinerja dan efektivitas perusahaan. Mereka menetapkan
kebijakan umum, merumuskan strategi, menyetujui seluruh keputusan penting, dan
mewakili perusahaan dalam menghadapi perusahaan lain serta badan-badan
pemerintah.
Ø Manajer Menengah adalah manajer yang bertanggung jawab
mengimplementasikan strategi, kebjakan, dan keputusan yang dibuat oleh manajer
punacak. Jabatan seperti manajer pabrik,
manajer operasi, manajer divisi manandakan posisi manajer menengah. Secara
umum, manajer menengah bertanggung jawab menjalankan strategi, kebijakan, dan
keputusan yang dibuat oleh manajer puncak
Ø Manajer Lini Pertama adalah manajer yang bertanggung jawab dalam menyelia
pekerjaan karyawan. Mereka yang memegang jabatan seperti penyelia, manajer kantor, dan pimpinan
kelompok tergolong dalam manajer lini pertama. Walaupun mereka menghabiskan
sebagian waktu mereka untuk bekerja dan menyelia karyawan yang melapor kepada
mereka, aktivitas mereka tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
2)
Berdasarkan bidang-bidang
manajemen
Ø Manajer Sumber Daya Manusia Sebagian besar
perusahaan memiliki manajer sumber daya manusia untuk merekrut, menerima, dan
melatih karyawan, mengevaluasi kinerja, dan menetukan besarnya kompensasi. Pada
perusahaan besar, perekrutan dan peneirmaan pegawai, tingkat upah dan gaji, dan
hubungan tenaga kerja dilakukan pada departemen terpisah.
Ø Manajer Operasi Istilah operasi mengacu pada
sistem yang digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Manajer
operasi bertanggung jawab pada produksi, inventori, dan pengawasan kualitas.
Ø Manajer Pemasaran Pemasaran mencakup
pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi barang dan jasa. Manajer
pemasaran bertanggung jawab menyampaikan produk-produk dari produsen ke
konsumen.
Ø Manajer Informasi Menduduki posisi manajerial
yang cukup baru dibanyak perusahaan, manajer informasi merancang dan menetapkan
sistem untuk menggabungkan, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi.
Peningkatan drastis jumlah informasi yang teredia maupun kemampuan untuk
mengelolanya telah memicu timbulnya fungsi penting ini.
Ø Manajer Keuangan Hampir setiap perusahaan
memiliki manajer keuangan yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan
mengawasi fungsi akutansi dan sumber-sumber keuangannya.
Ø Manajer-manajer lain Beberapa perusahaan juga
mempekerjakan para manajer khusus. Contihnya: banyak perusahaan memiliki
manajer hubungan masyarakat. Perusahaan kimia dan farmasi memiliki manajer
penelitian dan pengembangan. Kisaran kemungkinannya sangat luas, dan
bidang-bidang manajemen dibatasi hanya oleh kebutuhan dan imajinasi perusahaan.
Dasar Keterampilan Manajemen
1)
Keterampilan Teknis
Keterampilan
teknis adalah keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus.
Kemampuan programmer menuliskan kode, kemampuan animator untuk menggambar, dan
kemampuan akuntan untuk mengaudit laporan perusahaan, semuanya merupakan contoh
keterampilan teknis. Orang mengembangkan keterampilan teknis melalui kombinasi
antara pendidikan dan pengalaman. Keterampilan teknis sangat berguna terutama
bagi manajer lini pertama.
2)
Keterampilan Hubungan
Manusia
Keterampilan ini
adalah keterampilan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Seorang
manajer dengan keterampilan hubungan manusia yang buruk akan mengalami masalah
dengan bawahannya, menyebabkan banyak karyawan mengundurkan diri atau pindah,
dan menyebabkan semangat kerja yang rendah. Walaupun penting pada semua
tingkatan, keterampilan ini paling penting bagi manajer menengah, yang sering
bertindak sebagai jembatan antara manajer manajer puncak, manajer lnii pertama
dan manajer bidag-bidang lain di organisasi.
3)
Keterampilan Konseptual
Keterampilan
konseptual (conceptual skills)
merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak, mendiagnosa dan
menganalisis situasi yang berbeda, serta melihat jauh ke depan.keterampilan ini
membantu individu mengetahui peluang (dan ancaman) pasar yang baru.
Keterampilan ini juga dapat membantu para manajer menganalisa kemungkinan hasil
keputusan-keputusan mereka.
4)
Keterampilan Pengambilan
Keputusan
Keterampilan
pengambilan keputusan (decisions-making
skills) adalah keterampilan dalam menentukan masalah dan memilih tindakan
yang terbaik.
Proses
pengambilan keputusan:
·
Menentukan permasalahan, mengumpulkan fakta-fakta, dan
mengidentifikasi alternatif penyelesaian.
·
Mengevaluasi masing-masing alternatif dan memilih alternatif
terbaik.
·
Memgimplementasikan alternatif yang dipilih, meninjaunya
secara berkala, dan mengevaluasi efektivitas pilihan tersebut.
5)
Keterampilan Pengelolaan
Waktu
Keterampilan
pengelolaan waktu (time management skills)
merupakan keterampilan yang berkaitan dengan penggunaan waktu secara produktif.
Untuk mengelola waktu secara efektif, para manajer harus memperhatikan empat
penyebab utama pemborosan waktu, yaitu:
·
Administrasi. Beberapa manajer
menggunakan terlalu banyak waktu untuk memutuskan apa yang harus dilakukan
terkait dengan surat-surat atau laporan. Kenyataannya, sebagian besar dokumen
jenis itu sebenarnya rutin dan dapt diatasi dengan cepat. Para manajer harus
belajar mengenali dokumen-dokumen yang membutuhkan lebih banyak perhatian.
·
Telepon. Para pakar memperkirakan
bahwa manajer sering diinterupsi oleh telepon setiap lima menit. Untuk itu,
mereka disarankan memiliki sekretaris yang menyaring semua telepon masuk dan
menentukan waktu khusus untuk membalas telefon masuk yang penting. Sayangnya,
meledaknya penggunaan ponsel membuat masalah ini menjadi semakin buruk bagi
para manajer.
·
Rapat. Banyak manajer menghabiskan
paling tidak empat jam sehari untuk rapat. Untuk membantu produktivitas waktu,
orang yang menangani rapt harus merincikan agenda yang jelas, mulai tepat pada
waktunya, menjaga setiap orang terfokus pada agenda tersebut, dan mengakhirinya
tepat waktu.
·
Email. Semakin banyak manajer yang
bergantung pada email dan bentuk komunikasi elektronik lain. Seperti memo dan
telepon, banyak waktu yang disia-siakan apabila para manajer harus menyaring
berbagai berkas elektronik dan arsip. Semakin besar jumlah rata-rata pesan
elektronik, waktu yang tersia-sia akan semakin besar pula.
Keahlian Manajemen untuk Abad Ke-21
1)
Keterampilan Manajemen
Global
Para manajer
masa depan harus melengkapi diri mereka dengan alat-alat, tekhnik, dan
keterampilan khusus yang diperlukan untuk bersaing dilingkungan global. Mereka
perlu membangun wawasan terhadap pasar asing,perbedaan budaya, serta motif dan
praktek persaingan dari luar negeri. Pada tingkat yang lebih praktis, bisnis
aka lebih membutuhkan manajer yang mampu memehami operasi internasional.
2)
Keterampilan Manajemen dan
Teknologi
Permasalahan
penting lain yang dihadapi para manajer masa depan adalah teknologi, terutama
yang berkaitan erat dengan komunikasi. Para manajer tentu saja harus selalu
berurusan dengan informasi. Akan tetapi di dunia saat ini jumlah informasi yang
berharga telah mencapi proporsi yang besar. Teknologi juga mulai mengubah cara
para manajer berinteraksi dalam membentuk struktur perusahaan.
Manajemen dan Budaya Perusahaan
Setiap
organisasi baik besar maupun kecil, berhasil atau kurang berhasil memiliki
“perasaan”. Sama seperti setiap individu memiliki kepribadian yang unik,
demikian pula halnya setiap perusahaan memiliki identitas unik, yang disebut
sebagai budaya perusahaan (corporate cultur) yaitu pengalaman,
kisah, keyakinan, dan norma-norma bersama yang mencirikan suatu organisasi.
Budaya membantu menerapkan iklim kerja dan bisnis yang terjadi dalam suatu
organisasi.
Budaya perusahaan
yang kuat memiliki beberapa tujuan. Yang paling penting, budaya dapat
mengarahkan usaha karyawan dan membantu pekerjaan setiap orang dan menuju
tujuan yang sama. Selain itu, budaya perusahaan membantu para pendatang baru
mempelajari perilaku yang diterima diperusahaan itu. Dalam beberapa kasus,
budaya suatu bisnis berasal dari awal berdirrinya suatu organisasi. Dalam kasus
lain, budaya suatu organisasi ditempa selama jangka waktu yang panjang oleh
strategi bisnis yag tetap dan terfokus.
Mengkomunikasikan Budaya dan Mengelola Perubahan
Budaya
perusahaan mempengaruhi filosofi, gaya, dan perilaku manajemen. Dengan
demikian, para manajer harus cermat dalam mempertimbangkan jenis budaya yang
ingin mereka terapkan di organisasi mereka. Selanjutnya, mereka harus berusaha
memupuknya dengan cara mengkomunikasikannya kepada setiap orang yang bekerja
disana.
1)
Mengkomunikasikan Budaya
Dalam
menggunakan budaya untuk kepentingan suatu perusahaan, para manajer harus
menjalankan beberapa tugas, seluruhnya bergantung pada komunikasi yang efektif.
Pertama, manajer harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai budaya
perusahaannya. Kedua, manajer harus menyebarkan budaya tersebut kepada semua
bawahannya dalam organisasi tersebut. Jadi, komunikasi merupakan salah satu
tujuan pelatihan dan pengarahan para pendatang baru. Pernyataan yang jelas dan
berarti mengenai misi organisasijuga merupakan alat komunikasi yang berharga.
Terakhir, manajer dapat melestarika budaya perusahaan dengan cara memberi penghargaan
dan promosi bagi mereka yang memahami budaya tersebut dan yang berusaha
mempertahankannya.
2)
Mengelola Perubahan
Organisasi
kadang-kadang harus mengubah budaya mereka. Dalam kasus seperti itu, mereka
juga harus mengkomunikasikan sifat perubahan itu kepada karyawan maupun
konsumennya. Menurut CEO beberapa perusahaan yang telah mengalami perubahan
radikal dalam dekade terakhir ini, prosesnya biasanya melalui tiga tahap,
yaitu:
·
Pada tingkatan tertinggi, analisa lingkungan perusahaan
menyoroti perubahan besar sebagai tanggapan yang paling efektis terhadap
masalah yang dihadapi. Periode itu biasaya dicirikan oleh konflik dan
penolakan.
·
Manajemen puncak mulai menyusun visi bersama bagi perusahaan
baru. Apapun visinya, hal itu harus mencakup fokus yang diperbarui mengenai
aktivitas pesaing dan kebutuhan konsumen.
·
Perusahaan menetapkan sistem baru untuk menilai dan memberi
kompensasi kepada para karyaannya yang menjalankan nilai-nilai baru. Maksudnya
adalah untuk membentuk budaya baru yang kokoh dari dalam.
Cara Revolusioner untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis
Mengingat
persaingan bisnis akan semakin ketat dan genting, maka diperlukan program yang
radikal dan inovatif untuk mencapai terget itu, salah satunya adalah
menggunakan teknik ini untuk merevolusi dan mengendalikan pikiran dan perilaku
manajer atau eksekutif anda agar mempunyai ketergesaan dan kemampuan untuk
memacu produktivitas mereka dan tim.
Manajer atau
eksekutif yang kinerjanya buruk atau marginal, pertama-tama disebabkan karena working environment (budaya perusahaan,
etos kerja dan leadership) yang tidak kondusif terhadap prestasi. Bisa karena
tidak diketahui, tidak dipaksakan, tidak dibiasakan, atau tidak ada sistem
kompensasi meritokratis.
Kinerja manajer
atau eksekutif yang buruk, marginal, atau produktif tidak secara konsisten dan
konsekuen dievaluasi, dibina, dan dikompensasi (memuaskan dipuji dan dihargai lebih; marginal dan buruk dibina dan
dimotivasi; yang buruk dan tidak bisa dibina lagi adalah dibinasakan atau PHK),
melainkan dibiarkan floating apa
adanya. Paling hebat ditegur atau dibina, atau dimutasikan ke bagian yang tidak
penting.
Demikian pula
manajer atau eksekutif yag produktif dan berprestasi, mereka tidak dihargai
secara patut (bahkan ada yang ‘dipasung’ karena dianggap mengancam posisi
atasannya) sehingga mereka merasa frustasi, demotivasi dan akhirnya menjada
pasif atau hengkang ke perusahaan lain yang produktif.
Faktor lain yang
menghambat prestasi atau produktivitas manajer atau eksekutif adalah tidak
adanya visi-misi-strategi-program yang jelas dan tegas secara kualitatif dan
kuantitatif dari perusahaan untuk dirinya dan timnya, sehingga mereka tidak
bisa mengerahkan segenap sumber daya dan komitmen mereka untukmencapai target.
Biasanya
visi-misi perusahaan hanya bersifat slogan klise yang kualitatif dan puitis
untuk dibingkai dan dipajang di aula kantor, bukan untuk dijabarkan secara
rinci dan terus-menerus kepada segenap karyawan untuk dipahami dan dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen. Jika tidak percaya, tanyakanlah karyawan anda,
apakah mereka semua paham tentang apa yang menjadi tujuan perusahaan, dan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
Hasilnya bisa
sangat memprihatinkan, mereka tidak tahu atau mereka tahu tapi tidak
melaksanakannya, karena mereka tidak tahu cara atau karena mereka anggap hal
itu hanyalah penghias dinding belaka. Hasil akhirnya tidak ada cukup orang yang
bersemangat dan committed untuk
mencapai hasil bisnis yang memuaskan.
Dibawah ini
adalah tahapan yang diperlukan untuk melakukan revolusi kinerja dan mencapai
target memuaskan dan cepat:
1) Buatlah
visi-misi-strategi-program perusahaan untuk jangka panjang, menengah dan
pendek, secara kualitatif dan kuantitatif.
2) Buat;ah target kualitatif
dan kuantitatif untuk setiap manajer departemen atau eksekutif
3) Pastikan bahwa semua orang
didalam perusahaan memahami apa yang menjadi tujuan dan program penting
perusahaan,melalui sirkuler, tatap muka, dan pembinaan terus-menerus dari
atasan langsung setiap karyawan.
4) Jika anda telah memiliki
semua itu, atau jika anda belum memiliki semua itu marilah kita fokus pada
pencapaian target penjualan dan profitabilitas.
5) Setiap bulan, kumpulkan
semua manajer atau eksekutif anda selam dua hari untuk bertemu dan membahas
kinerjanya dalam progress meeting.
6) Setiap manajer atau
eksekutif yang hadir dalam progress meeting bulanan harus sudah mempersiapkan
laporan dan makalahnya yang akan dipresentasikan di forum secara singkat,
dengan tujuan agar semua mengetahui apa yang sudah-sedang-akan terjadi pada
kierja rekan dan perusahaannya per hari ini.
7) Pada hari kedua dilakukan
acara ‘Brain Washing’ berupa
pelatihan dan pemotivasian yang men-drill pikiran dan emosi peserta agar
berperilaku sebagaimana yang perusahaan inginkan, yakni mempunyai karakter
positif, disiplin, rajin, inovatif, inisiatif dan pembelajar. Dengan demikian
kompetensi dan motivasi serta produktivitas setiap manajer atau eksekutif akan
meningkat setiap bulannya.setelah acara ‘brain
washing’ dilanjutkan dengan acara ‘brain
storming’ untuk menggali ide-ide inovatif dan terobosan baru guna
meningkatkan penjualan dan profit perusahaan.
8) Hal itu dilakukan setiap
bulan sampai target tahunan tercapai.
Operational Audit
Dengan
memfokuskan segenap sumber daya berdasarkan prioritas kepentingan, sehingga
dengan upaya minimal mendapatkan hasil yang optimal.jika tidak terlebih dahulu
memetakan kinerja seperti ini, maka bisa saja ‘menggempur benteng kosong’ atau
memberikan perhatian dan sumber daya penuh kepada sesuatu yang salah, misalnya
kontribusinya hanya kecil saja terhadap total kinerja.
Sedangkan untuk
meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis, kita harus melakukan Activity Value Analysis ( AVA), yaitu
menganalisis setiap aktivitas atau proses kerja dalam relevansinya dengan
pencapaian tujuan bisnis. Agar jika ada proses yang tidak kondusif, bisa kita
segera ubah menjadi baik, proses yang lamban kita jadikan cepat, dan proses
atau aktivitas apa saja yang tidak berguna, akan kita hilangkan.
Jadi, tujuan AVA
bukanlah untuk memperbaiki proses, melainkan untuk memastikan bahwa setiap
proses dan aktivitas adalah berguna
secara optimal terhadap pencapaian profitabilitas dan pertumbuhan bisnis. Jika
tidak, maka tidak ada pilihan lain dan tidak ada kompromi.
Kita tahu betul
bahwa telah banyak dan telah lama perusahaan mencoba menerapkan berbagai jurus
manajemen yang bagus dan hebat, bahkan dengan menggunakan jasa konsultan
berkaliber internasional. Namun mereka hanya sanggup sampai taraf mengumpulkan
fakta, dan mebuat manual program aksi. Selanjutnya hasilnya bantut, seperti
membuat roti tanpa ragi.
Pemain bisnis
yang berpengalaman tahu betul tentang apa yang dimaksudkan bahwa, yang sukar
itu bukanlah membuat program aksi atau rencana kerja, atau komitmen untuk
memperbaiki kinerja bisnis. Yang sukar ialah memastikan baha semua itu
dilaksanakan dengan benar dan terus-menerus sampai berhasil. Dalam banyak
kasus, kita sering kali hanya bisa memulai namun tidak bisa mencapai garis finish.
Alasannya bermacam-macam. Ada ygn karena kendala budaya organisasi atau kendala
kompetensi karyawan, atau kendala inkonsistensi manajemen puncak dan
sebagainya.
Padahal, kalau
kita telusuri, akar persoalan setiap kinerja bisnis adalah pada mindset pemain
bisnisnya, yang tidak kondusif terhadap pencapaian prestasi yang cepat. Mereka
takut berubah, dan mereka tidak mau berubah. Itulah sebenarnya esensi realita yang
sesungguhnya, namun yang diselubungi dengan berbagi macam dalih dan kata-kata
indah.
Bagi bisnis yang
kinerjanya sudah kritis, pilihannnya hanya satu: REVOLUSI ATAU MATI.
Jika anda tidak
mau mati (bangkrut), maka anda harus melakukan revolusi pada mindset pemain
bisnis perusahaan anda. Jika tidak, maka anda akan menyusul ribuan perusahaan
yang telah mendahului anda, diakuisisi oleh kroditur dan atau dilikuidasi
karena sudah tidak bernilai lagi.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Lim, Johanes. 2002. Strategi Sukses Mengelola Karier dan Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Sukirno, Sadono, dkk.2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana.
Griffin, Ricky dan Ronald J.
Ebert. 2007. BISNIS. Jakarta:
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar