Sabtu, 19 Desember 2015

BISNIS PENGANTAR "Mengelola Perusahaan Bisnis"





B.     PEMBAHASAN
Organisasi dan Peranan Manajemen
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bersepakat untuk bergabung dalam suatu kelompok, yang menetapkan tujuan-tujuan tertentu dan berupaya mencapai tujuan tersebut.[1] Pada umumnya perusahaan merupakan satu organisasi, oleh karena operasinya dijalankan oleh banyak orang. Di samping itu, setiap orang yang ada dalam perusahaan boleh dianggap telah bersepakat untuk melakukan kerja-kerja tertentu untuk mewujudkan tujuan perusahaan, yaitu berusaha memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
Para manajer bekerja dalam organisasi. Seandainya tidak ada organisasi, maka tidak ada kebutuhan untuk menggunakan seorang manajer. Siapakah manajer itu? Para manajer merupakan anggota organisasi yang mengawasi dan mengarahkan pekerjaan anggota lain. Dalam perkembangannya kemudian, manajer diartikan sebagai seorang anggota organisasi yang memadukan dan mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Hal ini dapat berarti tanggung jawab langsung atas kelompok disebuah divisi perusahaan atau dapat berarti menyelia atau mensupervisi satu orang saja.
Sebagaimana organisasi memliki ciri-ciri bersama, demikian pula dengan manajer-manajer tersebut. Meskipun julukan-julukan dan pekerjaan mereka bervariasi, tetapi jabatan mereka memiliki ciri-ciri umum yang sama.
Manajemen kerap kali diartikan sebagai kumpulan manajer-manjer atau pimpinan perusahaan dalam suatu organisasi perusahaan. Dalam pengertian yang lebih khusus manajemen diartikan sebagai suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasanyang dilakukan para manajer dalam sebuah organisasi, agar tujuan yang telah ditentukan dapat diwujudkan.
Kesuksesan suatu perusahaan akan sangat bergantung pada manajemen yang efektif. Langkah awal dalam manajemen yang efektif adalah menetapkan sasaran (goal) yaitu tujuan yang diharapkan (dan direncanakan) untuk dicapai suatu bisnis. Setiap bisnis memerlukan sasaran. Dengan demikian, kita mulai dengan mendiskusikan aspek dasar penetapan sasaran organisasi atau perusahaan. Pada sebagian besar perusahaan, program dengan cakupan luas mendasari keputusan itu. Program tersebut disebut strategi, yang merupakan perangkat luas rencana organisasi untuk megimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai tujuan organisasi.

Jenis-jenis Strategi
1.      Strategi perusahaan (corporate strategy) bertujuan untuk menetapkan keseluruhan sikap perusahaan terhadap pertumbuhan dan cara perusahaan mengelola bisnis atau lini produknya. Setiap perusahaan bisa memutuskan untuk tumbuh dengan menigkatkan aktivitas atau investasinya, atau menghemat dengan menguranginya.
2.      Strategi bisnis atau strategi persaingan, yaitu strategi pada tingkat unit bisnis atau lini produk, yang berfokus pada posisi kompetitif perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan telah berkomitmen memperluas tawaran produknya dan melayani pelanggan melalui teknologi baru.
3.      Strategi fungsional, yaitu strategi yang digunakan manajer dibidang khusus untuk memutuskan cara terbaik mencapai tujuan perusahaan melalui produktivitas.

Langkah-Langkah Dasar Perumusan Strategi
1.      Menetapkan Sasaran Bisnis
Sasaran merupakan target kinerja alat ukur keberhasilan atau kegegalan yang diukur oleh organisasi dan manajer mereka pada tiap tingkatan. Tujuan penetapan sasaran yaitu organisasi berfungsi secara sistematis karena organisasi itu menetapkan sasaran dan rencananya. Tentu saja, organisasi berfugsi seperti itu karena melibatkan sumber dayanya pada seluruh tingkatan untuk mencapai sasarannya. Empat maksud utama penetapan sasaran organisasi:
1)      Penetapan sasaran memberikan arah dan panduanbagi para manajer di semua tingkatan.
2)      Penetapan sasaran membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya.
3)      Penetapan sasaran membantu membangun budaya perusahaan.
4)      Penetapan sasaran membantu manajer menilai kinerjanya.

Macam-macam Sasaran:
a)      Sasaran jangka panjang, yaitu sasaran yang ditetapkan untuk periode aktu yang lama, umumnya lima tahun mndatang atau lebih.
b)      Sasaran jagka menengah, yaitu sasaran yang ditetapka selama jangka waktu satu sampai lima tahun mendatang.
c)      Sasaran jangka pendek, yaitu sasaran yang ditetapkan untuk waktu yang dekat, biasanya kurang dari satu tahun.

2.      Merumuskan Strategi
Perumusan strategi merupakan  penciptaan program yang luas untuk menetapkan dan mencapai sasaran organisasi. Strategi bisnis membuat garis besar mngenai cara bisnis mencapai tujuannya dan memuat tanggapan organisasi terhadap tantangan dan kebutuhan baru. Karena strategi yang dirumuskan dengan baik sanagat penting bagi keberhasilan suatu bisnis, sebagian besar manajer puncak mencurahkan perhatian dan kreativitas pada proses itu. Perumusan strategi melibatkan tiga tahap dasar, yaitu:
1)      Menetapkan sasaran strategis
Sasaran strategis merupakan sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan.
2)      Analisis SWOT
Setelah tujuan strategis ditetapkan, organisasi biasanya menempuh proses yang disebut analisis SWOT ketika mereka terus merumuskan strategi mereka. Proses ini mencakup penilaian kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness) organisasi serta peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) ligkungan. Dalam merumuskan strategi, mereka berupaya mengandalkan kekuatan organisasi dan memanfaatkan peluang lingkungan. Selama proses ini, mereka bisa mencari cara mengatasi atau meutup kelemahan organisasi dan mencegah atau menangkis ancaman lingkungan.

Menganalisis organisasi dan lingkungannya:
Analisis organisasi, yaitu proses mnganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor-faktor kekuatan meliputi surplus uang tunai, angkatan kerja yang berdedikasi, cukup tersedianya bakat manajerial, keahlian teknis, atau sedikitnya persaingan. Di lain pihak, kurangnya uang tunai, pabrik yang sudah tua, serikat pekrja yang kuat, dan citra yang buruk dapat menjadi kelemahan perusahaan.
Analisis lingkungan, yaitu proses pemindaian lingkungan bisnis terhadap segala ancaman dan peluang. Perubahan selera konsumen dan perlaanan usaha pencaplokan oleh perusahaan pesaing merupakan ancaman, seperti juga peraturan pemerintah yang baru. Ancaman yang lebih penting adalahproduk dan kompetitor baru. Sementara itu, peluang mencakup bidang-bidang yang berpotensi untuk diperluas, dikembangkan, atau dimanfaatkan perusahaan dengan kekuatan yang ada saat ini.

3)      Menyesuaikan organisasi dengan lingkungannya
Langkah terakhir dalam perumusan strategi adalah menyesuaikan ancaman dan peluang dari lingkungan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Proses penyesuaian merupakan jantung dari perumusan strategi. Lebih dari strategi-srategi apapun, menyesuaikan perusahaan dengan lingkungannya merupakan dasar keberhasilan perencanaan dan pelaksanaaan bisnis.

Hierarki Perencanaan
Perencanaan dapat dilihat oada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktis, dan operasional. Tanggung jawab manajerial ditetapkan pada masing-masing tingkat. Tingkatan itu membentuk suatu hierarki karena pengimplementasian rencana-rencana hanya dapat dijalankan apabila ada alur logika dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya.
Ø  Rencana strategis, merupakan rencana yang mencerminkan keputusan mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran strategis. Rencana-rencana tersebut biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak, tetapi kadang-kadang bergantung pada iput pihak-pihak lain di dalam organisasi.
Ø  Rencana taktis, yaitu rencana jangka pendek yang berhubungan dengan penerapan aspek spesifik dari rencana strategis perusahaan. Rencana itu pada umumnya melibatkan manajeman atas dan menengah.
Ø  Rencana operasional, yaitu rencana yang menetapkan target jagka pendek untuk kinerja harian, mingguan, atau bulanan.

Perencanaan Kontingensi dan Manajemen Krisis
Karena lingkungan bisnis sering kali sukar diprediksi, dan karena kejadian yang tidak diharpakan dapat menimbulkan masalah besar, sebagian besar manajer mengetahui bahwa rencana yang telah disusun dengan matang sekali pun terkadang berantakan. Karena para manajer mangetahui hal tersebut akan terjadi, mereka kadang kala mengembangkan rencana alternatif untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dua metode umum untuk mengatasi hal-hal yang tidah diketahui dan tidak diprediksi adalah recana kontingensi dan manajemen krisis.
Rencana kontingensi adalah mengidentifikasi aspek-aspek penting bagi bisnis atau lingkungannya yang mungkin memerlukan perubahan strategi. Rencana ini mengenali kebutuhan untuk menemukan solusi terhadap aspek-aspek spesifik suatu masalah.
Manajemen krisis  Krisis adalah keadaan darurat yang tidak diharapkan yang memerlukan tanggapan secepatnya. Manajemen krisis merupakan metode organisasi dalam menghadapi keadaan darurat.

Proses Manajemen
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sumber daya finansial, manusia, serta informasi suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya. Para manajer harus mengawasi penggunaan seluruh sumber daya itu. Seluruh aspek pekerjaan seorang manajer saling berkaitan. Bisa jadi tiap manajer akan dituntut untuk terjun dalam tiap aktivitas selama jagka waktu tertentu.

Fungsi-fungsi Manajemen
1)      Perencanaan
Perencanaan adalah proses manajemen yang menetapkan apa yang harus dilakukan organisasi dan bagaimana sebaiknya melakukannya. Perencanaan memiliki tiga komponen. Seperti yang telah kita bahas, hal itu dimulai sewaktu para manajer menetapkan sasaran perusahaannya. Selanjutnya, mereka mengembangkan strategi untuk mencapai sasaran tersebut. Setelah strategi dikembangkan, mereka merancang rencana-rencana taktis dan operasional utuk menjalankan strateginya.
2)      Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam megatur sumber daya dan aktivitas organisasi menjadi struktur yang logis.
3)      Pengarahan
Para manjer mempunyai wewenang memberikan perintah dan meminta hasilnya. Akan tetapi, pengarahan memerlukan aktivitas yang lebih rumit. Dalam memberikan pengarahan (directing), seorang manajer bekerja untuk memandu dan memotivasi para karyawan guna mencapai sasaran perusahaannya.
4)      Pengawasan
Pengawasan (controlling) merupakan proses manajemen yang memonitor kinerja orgsanisasi untuk memastikan bahwa sasarannya dapat tercapai. Setiap CEO harus menaruh perhatian besar pada biaya dan kinerja. Tentu saja pengawasan yang dilakukan dengan benar, seperti pengarahan inovatif, adalah sebab keberhasilan. Pengawasan juga dapat memperlihatkan di bidang mana sajakierja menunjukan hasil yang lebih baik daripada yang diharapkan, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai basis untuk memberikan penghargaan atau mengurangi biaya.

Tipe-tipe Manajer
1)      Berdasarkan tingkatan manajemen
Ø  Manajer Puncak adalah manajer yang bertanggung jawab kepada dewan direksi dan pemegang saham atas keseluruhan kinerja dan efektivitas perusahaan. Jabatan umum itu meliputi presiden, wakil presiden, treasurer, chief excutive officer (CEO), dan chief financial officer (CFO). Manajer puncak baertanggung jawab atas keseluruhan kinerja dan efektivitas perusahaan. Mereka menetapkan kebijakan umum, merumuskan strategi, menyetujui seluruh keputusan penting, dan mewakili perusahaan dalam menghadapi perusahaan lain serta badan-badan pemerintah.
Ø  Manajer Menengah adalah manajer yang bertanggung jawab mengimplementasikan strategi, kebjakan, dan keputusan yang dibuat oleh manajer punacak. Jabatan seperti manajer pabrik, manajer operasi, manajer divisi manandakan posisi manajer menengah. Secara umum, manajer menengah bertanggung jawab menjalankan strategi, kebijakan, dan keputusan yang dibuat oleh manajer puncak
Ø  Manajer Lini Pertama adalah manajer yang bertanggung jawab dalam menyelia pekerjaan karyawan. Mereka yang memegang jabatan seperti penyelia, manajer kantor, dan pimpinan kelompok tergolong dalam manajer lini pertama. Walaupun mereka menghabiskan sebagian waktu mereka untuk bekerja dan menyelia karyawan yang melapor kepada mereka, aktivitas mereka tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.

2)      Berdasarkan bidang-bidang manajemen
Ø  Manajer Sumber Daya Manusia  Sebagian besar perusahaan memiliki manajer sumber daya manusia untuk merekrut, menerima, dan melatih karyawan, mengevaluasi kinerja, dan menetukan besarnya kompensasi. Pada perusahaan besar, perekrutan dan peneirmaan pegawai, tingkat upah dan gaji, dan hubungan tenaga kerja dilakukan pada departemen terpisah.
Ø  Manajer Operasi  Istilah operasi mengacu pada sistem yang digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Manajer operasi bertanggung jawab pada produksi, inventori, dan pengawasan kualitas.
Ø  Manajer Pemasaran  Pemasaran mencakup pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi barang dan jasa. Manajer pemasaran bertanggung jawab menyampaikan produk-produk dari produsen ke konsumen.
Ø  Manajer Informasi  Menduduki posisi manajerial yang cukup baru dibanyak perusahaan, manajer informasi merancang dan menetapkan sistem untuk menggabungkan, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi. Peningkatan drastis jumlah informasi yang teredia maupun kemampuan untuk mengelolanya telah memicu timbulnya fungsi penting ini.
Ø  Manajer Keuangan  Hampir setiap perusahaan memiliki manajer keuangan yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengawasi fungsi akutansi dan sumber-sumber keuangannya.
Ø  Manajer-manajer lain  Beberapa perusahaan juga mempekerjakan para manajer khusus. Contihnya: banyak perusahaan memiliki manajer hubungan masyarakat. Perusahaan kimia dan farmasi memiliki manajer penelitian dan pengembangan. Kisaran kemungkinannya sangat luas, dan bidang-bidang manajemen dibatasi hanya oleh kebutuhan dan imajinasi perusahaan.

Dasar Keterampilan Manajemen
1)      Keterampilan Teknis
Keterampilan teknis adalah keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus. Kemampuan programmer menuliskan kode, kemampuan animator untuk menggambar, dan kemampuan akuntan untuk mengaudit laporan perusahaan, semuanya merupakan contoh keterampilan teknis. Orang mengembangkan keterampilan teknis melalui kombinasi antara pendidikan dan pengalaman. Keterampilan teknis sangat berguna terutama bagi manajer lini pertama.
2)      Keterampilan Hubungan Manusia
Keterampilan ini adalah keterampilan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Seorang manajer dengan keterampilan hubungan manusia yang buruk akan mengalami masalah dengan bawahannya, menyebabkan banyak karyawan mengundurkan diri atau pindah, dan menyebabkan semangat kerja yang rendah. Walaupun penting pada semua tingkatan, keterampilan ini paling penting bagi manajer menengah, yang sering bertindak sebagai jembatan antara manajer manajer puncak, manajer lnii pertama dan manajer bidag-bidang lain di organisasi.
3)      Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual (conceptual skills) merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak, mendiagnosa dan menganalisis situasi yang berbeda, serta melihat jauh ke depan.keterampilan ini membantu individu mengetahui peluang (dan ancaman) pasar yang baru. Keterampilan ini juga dapat membantu para manajer menganalisa kemungkinan hasil keputusan-keputusan mereka.
4)      Keterampilan Pengambilan Keputusan
Keterampilan pengambilan keputusan (decisions-making skills) adalah keterampilan dalam menentukan masalah dan memilih tindakan yang terbaik.
Proses pengambilan keputusan:
·         Menentukan permasalahan, mengumpulkan fakta-fakta, dan mengidentifikasi alternatif penyelesaian.
·         Mengevaluasi masing-masing alternatif dan memilih alternatif terbaik.
·         Memgimplementasikan alternatif yang dipilih, meninjaunya secara berkala, dan mengevaluasi efektivitas pilihan tersebut.
5)      Keterampilan Pengelolaan Waktu
Keterampilan pengelolaan waktu (time management skills) merupakan keterampilan yang berkaitan dengan penggunaan waktu secara produktif. Untuk mengelola waktu secara efektif, para manajer harus memperhatikan empat penyebab utama pemborosan waktu, yaitu:
·         Administrasi. Beberapa manajer menggunakan terlalu banyak waktu untuk memutuskan apa yang harus dilakukan terkait dengan surat-surat atau laporan. Kenyataannya, sebagian besar dokumen jenis itu sebenarnya rutin dan dapt diatasi dengan cepat. Para manajer harus belajar mengenali dokumen-dokumen yang membutuhkan lebih banyak perhatian.
·         Telepon. Para pakar memperkirakan bahwa manajer sering diinterupsi oleh telepon setiap lima menit. Untuk itu, mereka disarankan memiliki sekretaris yang menyaring semua telepon masuk dan menentukan waktu khusus untuk membalas telefon masuk yang penting. Sayangnya, meledaknya penggunaan ponsel membuat masalah ini menjadi semakin buruk bagi para manajer.
·         Rapat. Banyak manajer menghabiskan paling tidak empat jam sehari untuk rapat. Untuk membantu produktivitas waktu, orang yang menangani rapt harus merincikan agenda yang jelas, mulai tepat pada waktunya, menjaga setiap orang terfokus pada agenda tersebut, dan mengakhirinya tepat waktu.
·         Email. Semakin banyak manajer yang bergantung pada email dan bentuk komunikasi elektronik lain. Seperti memo dan telepon, banyak waktu yang disia-siakan apabila para manajer harus menyaring berbagai berkas elektronik dan arsip. Semakin besar jumlah rata-rata pesan elektronik, waktu yang tersia-sia akan semakin besar pula.

Keahlian Manajemen untuk Abad Ke-21
1)      Keterampilan Manajemen Global
Para manajer masa depan harus melengkapi diri mereka dengan alat-alat, tekhnik, dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk bersaing dilingkungan global. Mereka perlu membangun wawasan terhadap pasar asing,perbedaan budaya, serta motif dan praktek persaingan dari luar negeri. Pada tingkat yang lebih praktis, bisnis aka lebih membutuhkan manajer yang mampu memehami operasi internasional.
2)      Keterampilan Manajemen dan Teknologi
Permasalahan penting lain yang dihadapi para manajer masa depan adalah teknologi, terutama yang berkaitan erat dengan komunikasi. Para manajer tentu saja harus selalu berurusan dengan informasi. Akan tetapi di dunia saat ini jumlah informasi yang berharga telah mencapi proporsi yang besar. Teknologi juga mulai mengubah cara para manajer berinteraksi dalam membentuk struktur perusahaan.

Manajemen dan Budaya Perusahaan
Setiap organisasi baik besar maupun kecil, berhasil atau kurang berhasil memiliki “perasaan”. Sama seperti setiap individu memiliki kepribadian yang unik, demikian pula halnya setiap perusahaan memiliki identitas unik, yang disebut sebagai budaya perusahaan (corporate cultur) yaitu pengalaman, kisah, keyakinan, dan norma-norma bersama yang mencirikan suatu organisasi. Budaya membantu menerapkan iklim kerja dan bisnis yang terjadi dalam suatu organisasi.
Budaya perusahaan yang kuat memiliki beberapa tujuan. Yang paling penting, budaya dapat mengarahkan usaha karyawan dan membantu pekerjaan setiap orang dan menuju tujuan yang sama. Selain itu, budaya perusahaan membantu para pendatang baru mempelajari perilaku yang diterima diperusahaan itu. Dalam beberapa kasus, budaya suatu bisnis berasal dari awal berdirrinya suatu organisasi. Dalam kasus lain, budaya suatu organisasi ditempa selama jangka waktu yang panjang oleh strategi bisnis yag tetap dan terfokus.

Mengkomunikasikan Budaya dan Mengelola Perubahan
Budaya perusahaan mempengaruhi filosofi, gaya, dan perilaku manajemen. Dengan demikian, para manajer harus cermat dalam mempertimbangkan jenis budaya yang ingin mereka terapkan di organisasi mereka. Selanjutnya, mereka harus berusaha memupuknya dengan cara mengkomunikasikannya kepada setiap orang yang bekerja disana.

1)      Mengkomunikasikan Budaya
Dalam menggunakan budaya untuk kepentingan suatu perusahaan, para manajer harus menjalankan beberapa tugas, seluruhnya bergantung pada komunikasi yang efektif. Pertama, manajer harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai budaya perusahaannya. Kedua, manajer harus menyebarkan budaya tersebut kepada semua bawahannya dalam organisasi tersebut. Jadi, komunikasi merupakan salah satu tujuan pelatihan dan pengarahan para pendatang baru. Pernyataan yang jelas dan berarti mengenai misi organisasijuga merupakan alat komunikasi yang berharga. Terakhir, manajer dapat melestarika budaya perusahaan dengan cara memberi penghargaan dan promosi bagi mereka yang memahami budaya tersebut dan yang berusaha mempertahankannya.
2)      Mengelola Perubahan
Organisasi kadang-kadang harus mengubah budaya mereka. Dalam kasus seperti itu, mereka juga harus mengkomunikasikan sifat perubahan itu kepada karyawan maupun konsumennya. Menurut CEO beberapa perusahaan yang telah mengalami perubahan radikal dalam dekade terakhir ini, prosesnya biasanya melalui tiga tahap, yaitu:
·         Pada tingkatan tertinggi, analisa lingkungan perusahaan menyoroti perubahan besar sebagai tanggapan yang paling efektis terhadap masalah yang dihadapi. Periode itu biasaya dicirikan oleh konflik dan penolakan.
·         Manajemen puncak mulai menyusun visi bersama bagi perusahaan baru. Apapun visinya, hal itu harus mencakup fokus yang diperbarui mengenai aktivitas pesaing dan kebutuhan konsumen.
·         Perusahaan menetapkan sistem baru untuk menilai dan memberi kompensasi kepada para karyaannya yang menjalankan nilai-nilai baru. Maksudnya adalah untuk membentuk budaya baru yang kokoh dari dalam.

Cara Revolusioner untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis
Mengingat persaingan bisnis akan semakin ketat dan genting, maka diperlukan program yang radikal dan inovatif untuk mencapai terget itu, salah satunya adalah menggunakan teknik ini untuk merevolusi dan mengendalikan pikiran dan perilaku manajer atau eksekutif anda agar mempunyai ketergesaan dan kemampuan untuk memacu produktivitas mereka dan tim.
Manajer atau eksekutif yang kinerjanya buruk atau marginal, pertama-tama disebabkan karena working environment (budaya perusahaan, etos kerja dan leadership) yang tidak kondusif terhadap prestasi. Bisa karena tidak diketahui, tidak dipaksakan, tidak dibiasakan, atau tidak ada sistem kompensasi meritokratis.
Kinerja manajer atau eksekutif yang buruk, marginal, atau produktif tidak secara konsisten dan konsekuen dievaluasi, dibina, dan dikompensasi (memuaskan dipuji dan dihargai lebih; marginal dan buruk dibina dan dimotivasi; yang buruk dan tidak bisa dibina lagi adalah dibinasakan atau PHK), melainkan dibiarkan floating apa adanya. Paling hebat ditegur atau dibina, atau dimutasikan ke bagian yang tidak penting.
Demikian pula manajer atau eksekutif yag produktif dan berprestasi, mereka tidak dihargai secara patut (bahkan ada yang ‘dipasung’ karena dianggap mengancam posisi atasannya) sehingga mereka merasa frustasi, demotivasi dan akhirnya menjada pasif atau hengkang ke perusahaan lain yang produktif.
Faktor lain yang menghambat prestasi atau produktivitas manajer atau eksekutif adalah tidak adanya visi-misi-strategi-program yang jelas dan tegas secara kualitatif dan kuantitatif dari perusahaan untuk dirinya dan timnya, sehingga mereka tidak bisa mengerahkan segenap sumber daya dan komitmen mereka untukmencapai target.
Biasanya visi-misi perusahaan hanya bersifat slogan klise yang kualitatif dan puitis untuk dibingkai dan dipajang di aula kantor, bukan untuk dijabarkan secara rinci dan terus-menerus kepada segenap karyawan untuk dipahami dan dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Jika tidak percaya, tanyakanlah karyawan anda, apakah mereka semua paham tentang apa yang menjadi tujuan perusahaan, dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
Hasilnya bisa sangat memprihatinkan, mereka tidak tahu atau mereka tahu tapi tidak melaksanakannya, karena mereka tidak tahu cara atau karena mereka anggap hal itu hanyalah penghias dinding belaka. Hasil akhirnya tidak ada cukup orang yang bersemangat dan committed untuk mencapai hasil bisnis yang memuaskan.
Dibawah ini adalah tahapan yang diperlukan untuk melakukan revolusi kinerja dan mencapai target memuaskan dan cepat:
1)      Buatlah visi-misi-strategi-program perusahaan untuk jangka panjang, menengah dan pendek, secara kualitatif dan kuantitatif.
2)      Buat;ah target kualitatif dan kuantitatif untuk setiap manajer departemen atau eksekutif
3)      Pastikan bahwa semua orang didalam perusahaan memahami apa yang menjadi tujuan dan program penting perusahaan,melalui sirkuler, tatap muka, dan pembinaan terus-menerus dari atasan langsung setiap karyawan.
4)      Jika anda telah memiliki semua itu, atau jika anda belum memiliki semua itu marilah kita fokus pada pencapaian target penjualan dan profitabilitas.
5)      Setiap bulan, kumpulkan semua manajer atau eksekutif anda selam dua hari untuk bertemu dan membahas kinerjanya dalam progress meeting.
6)      Setiap manajer atau eksekutif yang hadir dalam progress meeting bulanan harus sudah mempersiapkan laporan dan makalahnya yang akan dipresentasikan di forum secara singkat, dengan tujuan agar semua mengetahui apa yang sudah-sedang-akan terjadi pada kierja rekan dan perusahaannya per hari ini.
7)      Pada hari kedua dilakukan acara ‘Brain Washing’ berupa pelatihan dan pemotivasian yang men-drill pikiran dan emosi peserta agar berperilaku sebagaimana yang perusahaan inginkan, yakni mempunyai karakter positif, disiplin, rajin, inovatif, inisiatif dan pembelajar. Dengan demikian kompetensi dan motivasi serta produktivitas setiap manajer atau eksekutif akan meningkat setiap bulannya.setelah acara ‘brain washing’ dilanjutkan dengan acara ‘brain storming’ untuk menggali ide-ide inovatif dan terobosan baru guna meningkatkan penjualan dan profit perusahaan.
8)      Hal itu dilakukan setiap bulan sampai target tahunan tercapai.

Operational Audit
Dengan memfokuskan segenap sumber daya berdasarkan prioritas kepentingan, sehingga dengan upaya minimal mendapatkan hasil yang optimal.jika tidak terlebih dahulu memetakan kinerja seperti ini, maka bisa saja ‘menggempur benteng kosong’ atau memberikan perhatian dan sumber daya penuh kepada sesuatu yang salah, misalnya kontribusinya hanya kecil saja terhadap total kinerja.
Sedangkan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis, kita harus melakukan Activity Value Analysis ( AVA), yaitu menganalisis setiap aktivitas atau proses kerja dalam relevansinya dengan pencapaian tujuan bisnis. Agar jika ada proses yang tidak kondusif, bisa kita segera ubah menjadi baik, proses yang lamban kita jadikan cepat, dan proses atau aktivitas apa saja yang tidak berguna, akan kita hilangkan.
Jadi, tujuan AVA bukanlah untuk memperbaiki proses, melainkan untuk memastikan bahwa setiap proses  dan aktivitas adalah berguna secara optimal terhadap pencapaian profitabilitas dan pertumbuhan bisnis. Jika tidak, maka tidak ada pilihan lain dan tidak ada kompromi.
Kita tahu betul bahwa telah banyak dan telah lama perusahaan mencoba menerapkan berbagai jurus manajemen yang bagus dan hebat, bahkan dengan menggunakan jasa konsultan berkaliber internasional. Namun mereka hanya sanggup sampai taraf mengumpulkan fakta, dan mebuat manual program aksi. Selanjutnya hasilnya bantut, seperti membuat roti tanpa ragi.
Pemain bisnis yang berpengalaman tahu betul tentang apa yang dimaksudkan bahwa, yang sukar itu bukanlah membuat program aksi atau rencana kerja, atau komitmen untuk memperbaiki kinerja bisnis. Yang sukar ialah memastikan baha semua itu dilaksanakan dengan benar dan terus-menerus sampai berhasil. Dalam banyak kasus, kita sering kali hanya bisa memulai namun tidak bisa mencapai garis finish. Alasannya bermacam-macam. Ada ygn karena kendala budaya organisasi atau kendala kompetensi karyawan, atau kendala inkonsistensi manajemen puncak dan sebagainya.
Padahal, kalau kita telusuri, akar persoalan setiap kinerja bisnis adalah pada mindset pemain bisnisnya, yang tidak kondusif terhadap pencapaian prestasi yang cepat. Mereka takut berubah, dan mereka tidak mau berubah. Itulah sebenarnya esensi realita yang sesungguhnya, namun yang diselubungi dengan berbagi macam dalih dan kata-kata indah.
Bagi bisnis yang kinerjanya sudah kritis, pilihannnya hanya satu: REVOLUSI ATAU MATI.
Jika anda tidak mau mati (bangkrut), maka anda harus melakukan revolusi pada mindset pemain bisnis perusahaan anda. Jika tidak, maka anda akan menyusul ribuan perusahaan yang telah mendahului anda, diakuisisi oleh kroditur dan atau dilikuidasi karena sudah tidak bernilai lagi.


D.    DAFTAR PUSTAKA
Lim, Johanes. 2002. Strategi Sukses Mengelola Karier dan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Sukirno, Sadono, dkk.2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana.
Griffin, Ricky dan Ronald J. Ebert. 2007. BISNIS. Jakarta: Erlangga.


[1] Sadono Sukirno, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Kencana,2006), hlm.94